Celine Sharing

blog tempat sharing celine buat semua yang berguna dan memberikan pola pikir fresh, up to date dan all good things

Senin, 31 Oktober 2011

11 Langkah Menghadapi Anak Rewel

(Ini kutipan dari buku parenting pertamaku: Sayang…Bersyukur, Yuk…yang diterbitkan Kalamedina Surabaya. Harga 27.500,-)
Di usianya yang sudah lima tahun lebih, tampang Ubit memang masih imut seperti bayi. Gerak-geriknya menggemaskan dan memancing tawa, tapi dia juga mudah tersengat dan menangis panjang. Jadi, dalam hal dia hobi menangis dan berteriak kencang, saya berusaha lapang dada. Menyalahkan Ubit atau diri sendiri hanya akan merusak hubungan kami. Dengan konsistensi, bersyukur, dan selalu berbaik sangka padanya, sedikit demi sedikit saya mulai menemukan pola komunikasi yang cocok dengan Ubit.
Setidaknya, saat ini saya sedang berusaha menjaga konsistensi untuk menerapkan langkah berikut (mungkin anda mau mencoba?):
1. Ketika dia sedang tenang, ajak ngobrol santai dan buat komitmen bahwa dia akan bicara baik-baik saat ingin atau menolak sesuatu. Lakukan berulang-ulang.
2. Ketika dia mulai rewel atau menangis tanpa sebab jelas, awali dengan menarik nafas panjang (kadang saya berhitung dalam hati, 1 sampai 10) dan Bismillahirrahmanirrahiim
3. Ingat tingkah lucunya, ingat rasa cemas saat dia mendadak sakit.
4. Usahakan agar dia berdiri, dan berlututlah di hadapannya (posisi yang sejajar membuatnya tetap merasa aman. Jika anda berdiri, dia akan terintimidasi dan merasa hendak diterkam raksasa!)
5. Diam, usahakan senyum. Di saat seperti ini, nasihat tak ada gunanya. Pertahankan kontak mata (Ingat, menatap. Anda tentu tahu beda menatap dan melotot…)
6. Setelah beberapa saat, biasanya anak diam. Periksa tubuhnya, pastikan tidak ada luka. Siapa tahu dia menangis memang karena sakit. Tanyakan dengan lembut tapi tegas, Ada yang sakit? Ubit mau bicara apa sama Ibu?
7. Jika dia terus rewel, katakan, Ubit tenangkan diri dulu ya. Kalau sudah tenang, baru kita bicara baik-baik. Ibu tunggu, ya.. Sibukkan diri anda, agar tidak terpancing marah. Di tahap ini, anda boleh mendudukkannya di kursi plastik, atau membaringkannya di kasur. Menangis lama di lantai bisa membuatnya masuk angin.
8. Tunggu, bacalah doa favorit anda. Saya usahakan baca shalawat dan ‘rabbana hablana min azwa jinaa wa dzurriyatina qurrata a’yuni waj’alna lil muttaqiina imaamaa”[i] (berapa lama? Bisa sekian detik, bisa juga sekian jam!)
9. Jika dia berusaha menarik perhatian dengan berguling di lantai atau mengamuk, angkat perlahan, dudukkan atau baringkan kembali. Tetap diam dan senyumlah. Oh ya, pastikan beri dia minum.
10. Jika dia berhenti sejenak, dekati dia dengan sukacita, Ubit sudah tenang? Sudah mau bicara baik-baik? Jika dia mengangguk, selamat. Jika tangisnya meledak lagi, ulangi dari langkah 7.
11. Biasanya, kalau merasa misinya gagal dan gengsi untuk bicara baik-baik, Ubit tetap akan menangis sampai tertidur. Begitu bangun, baru kami bicara baik-baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar